PT. ARUTMIN INDONESIA DIDUGA BERBOHONG MEMBERIKAN KETERANAGAN DALAM RAPAT KERJA GABUNGAN DPRD TANAH BUMBU

TANAH BUMBU.monitor24jam-Terungkap dalam rapat kerja DPRD Tanah Bumbu, (Tanbu) yang digelar pada, Selasa, (21/11/2023) diketahui salah satu perusahaan yang beroperasi di Tanbu, yakni PT Arutmin Indonesia Site Satui diduga tak taat dengan aturan karna tak membayar konpensasi atas penggunaan jalan eks HPH PT Sumpol Timber yang dilimpahkan ke Pemkab Tanah Bumbu.

Bahkan hal itu diakui sendiri oleh pihak PT Arutmin Indonesia Site Satui dalam rapat kerja DPRD Tanbu yang juga turut dihadiri oleh SKPD terkait.

“Tidak ada bayar pak,” jawab Dhanku Putra, Head Office PT Arutmin Indonesia Site Satui saat dicecar pertanyaan oleh Ketua DPRD Tanah Bumbu, Andrean Atma Maulani dalam rapat tersebut.

Harusnya, PT Arutmin Indonesia Site Satui membayar ke pihak PT Batulicin Jaya Utama (Perseroda) selaku pihak yang ditunjuk dan diberi hak dan kewenangan untuk memungut konpensasi atas penggunaan jalan eks HPH PT Sumpol Timber tersebut.

Selai itu pula Pihak PT Arutmin Indonesia Site Satui juga mengaku menggunakan jalan eks HPH PT Sumpol Timber sepanjang sekitar 12 kilometer.

Akan tetapi dengan berbagai dalih PT Arutmin tak mau bayar, di antara dalihnya adalah jalan eks HPH PT Sumpol Timber itu berada di kawasan hutan.

Tak cuma itu pihak PT Arutmin Indonesia Site Satui ini juga diduga telah berbohong dengan mengatakan produksi batubara mereka hanya sebanyak sekitar 3 juta metrik ton (MT) per tahun.

Diketahui padahal sesuai data pengapalan (shipment) dari Kantor Unit Pelayanan Pelabuhan (KUPP) Satui, di tahun 2022 lalu produksi batubara milik PT Arutmin Indonesia Site Satui yang dikapalkan sebanyak 5 juta metrik ton lebih jumlahnya.

Jika saja pihak PT Arutmin Indonesia Site Satui membayarkan konpensasi atas penggunaan jalan eks HPH PT Sumpol Timber itu untuk tahun 2022 saja, maka nilainya tak kurang dari Rp 45 miliar dengan rincian 5 juta metrik ton dikalikan dengan Rp 9 ribu per/MT.

Ini belum dengan nilai di tahun 2023 yang jumlah pengapalannya sudah berada di angka 4,8 juta metrik ton pada Oktober 2023. (rel)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama